Senin, 14 Maret 2011

Arti Hidup

Apakah arti hidup?
Bagaimana saya dapat
menemukan tujuan, pemenuhan
dan kepuasan dalam hidup?
Apakah saya memiliki potensi
untuk mencapai sesuatu yang
memiliki makna yang langgeng?
Banyak orang tidak pernah
berhenti mempertimbangkan
apakah arti hidup itu. Mereka
memandang ke belakang dan
tidak mengerti mengapa relasi
mereka berantakan dan
mengapa mereka merasa begitu
kosong walaupun mereka telah
berhasil mencapai apa yang
mereka cita-citakan. Salah satu
pemain baseball yang namanya
dicatat dalam Baseball Hall of
Fame ditanya apa yang dia harap
orang beritahu dia ketika dia
baru mulai bermain baseball. Dia
menjawab, “Saya berharap orang
akan memberitahu saya bahwa
ketika kamu sampai di puncak, di
sana tidak ada apa-apa.” Banyak
sasaran hidup ternyata kosong
setelah dikejar dengan sia-sia
bertahun-tahun lamanya.
Dalam masyarakan humanistik
kita, orang mengejar banyak cita-
cita, menganggap bahwa di
dalamnya mereka akan
mendapatkan makna. Beberapa
cita-cita ini termasuk:
kesuksesan bisnis, kekayaan,
relasi yang baik, seks, hiburan,
berbuat baik kepada orang lain,
dll. Orang-orang memberi
kesaksian bahwa saat mereka
mencapai cita-cita mereka untuk
mendapat kekayaan, relasi dan
kesenangan, di dalam diri
mereka ada kekosongan yang
dalam, perasaan kosong yang
tidak dapat dipenuhi oleh
apapun.
Penulis kitab Pengkhotbah
menjelaskan perasaan ini ketika
dia mengatakan, “Kesia-siaan
belaka, kesia-siaan belaka, …
segala sesuatu adalah sia-sia.”
Penulis memiliki kekayaan yang
tak terkira, hikmat kebijaksanaan
yang melampaui orang-orang
pada zamannya maupun zaman
sekarang, dia memiliki ratusan
wanita, istana dan taman yang
menjadikan kerajaan-kerajaan
lain cemburu, makanan dan
anggur terbaik, dan segala
bentuk hiburan. Satu saat dia
berkata, segala yang diinginkan
hatinya dikejarnya. Namun
kemudian dia menyimpulkan,
“hidup di bawah
matahari” (hidup dengan sikap
sepertinya hidup itu hanyalah
apa yang kita lihat dan rasakan)
adalah kesia-siaan belaka!
Mengapa bisa ada kehampaan
seperti ini? Karena Allah
menciptakan kita untuk sesuatu
yang melampaui apa yang dapat
kita alami dalam dunia sekarang
ini. Tentang Allah, Salomo
berkata, “Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka …”
Dalam hati kita, kita senantiasa
sadar bahwa dunia sekarang ini
bukan segalanya.
Dalam kitab Kejadian, kitab
pertama dalam Alkitab, kita
mendapatkan bahwa Tuhan
menciptakan manusia menurut
gambarNya (Kejadian 1:26). Ini
berarti kita lebih mirip dengan
Tuhan daripada dengan ciptaan-
ciptaan lainnya. Kita juga
mendapatkan bahwa sebelum
manusia jatuh dalam dosa dan
bumi dikutuk: (1) Tuhan
menciptakan manusia sebagai
makhluk sosial (Kejadian
2:18-25); (2) Tuhan memberi
manusia pekerjaan (Kejadian
2:15); (3) Tuhan memiliki
persekutuan dengan manusia
(Kejadian 3:8); dan (4) Tuhan
memberi manusia kuasa atas
bumi ini (Kejadian 1:26). Apakah
arti semua ini? Saya percaya
bahwa Allah menginginkan
semua ini menambah kepuasan
dalam hidup kita, namun semua
ini (khususnya persekutuan
manusia dengan Tuhan) telah
dirusakkan oleh kejatuhan
manusia ke dalam dosa dan juga
oleh kutukan atas bumi ini
(Kejadian 3).
Dalam kitab Wahyu, kitab terakhir
dalam Alkitab, di bagian akhir
dari banyak peristiwa yang
terjadi pada zaman akhir, Tuhan
mengungkapkan bahwa Dia
akan menghancurkan langit dan
bumi ini dan membawa
kekekalan dengan menciptakan
langit dan bumi yang baru. Pada
waktu itu Dia akan memulihkan
persekutuan dengan orang-
orang yang sudah ditebus.
Sebagian umat manusia akan
dihukum dan dilemparkan ke
dalam Lautan Api (Wahyu
20:11-15). Pada waktu ini
kutukan atas bumi ini akan
disingkirkan, dan tidak akan ada
lagi dosa, kesusahan, penyakit,
kematian, kesakitan, dll (Wahyu
21:4). Dan orang-orang percaya
akan mewarisi segala sesuatu,
Allah akan berdiam dengan
mereka dan mereka akan
menjadi anak-anakNya (Wahyu
21:7). Dengan demikian kita
menggenapi siklus di mana Allah
menciptakan kita untuk
bersekutu dengan Dia, manusia
jatuh dalam dosa dan
memutuskan persekutuan itu;
dalam kekekalan Allah
memulihkan hubungan itu
secara penuh dengan orang-
orang yang Dia pandang layak.
Hidup dalam dunia ini dan
mendapatkan segala sesuatu
hanya untuk mati dan terpisah
dari Tuhan untuk selama-
lamanya adalah lebih buruk dari
kesia-siaan! Namun Tuhan telah
membuat jalan di mana bukan
saja kebahagiaan kekal
dimungkinkan (Lukas 23:43),
namun juga agar hidup sekarang
ini memuaskan dan berarti.

Selasa, 15 Februari 2011

Hai semuanya ...
Salam kenal buat anda semua yang mungkin mau meluangkan waktunya dengan sukarela untuk membuka, membaca, dan menimang arti dari sebuah goresan singkat ini.
Tak lain ,bagiku ini adalah tempat yang sangat mengagumkan.Karna itu, aku mengawalinya dengan untaian kata yg mungkin kurang sempurna.
Hidup dan tantangannya menjadi ulasan penting di blog ini ,dan ini merupakan awal dari ulasan itu...
====>